Selasa, 24 Juni 2014

[FF] The Sixth Sense



Tittle                      ; The Sixth Sense
Author                  ; ima-cross
Main Cast            ; D.O-exo, Krystal-fx , suho.
Support cast       ; Kai,
Genre                   ; Suspense, fantasy,
Ratting                  ; pg 16



“Tolong!!” teriak seorang wanita yang berlarian tak tentu arah di dalam rumahnya sendiri yang gelab gulita. Sejenak ia berhenti dan meraba-raba didnding mencari saklar lampu. Begitu ia mendapati apa yang dicari, dipencetinya saklar lampu itu berkali-kali. Namun hasilnya nihil. Lampu tetap padam dan rumahnya masih gelap gulita.
                Kemudian terdengar derap langkah berat bergerak di belakangnya disertai nyala sinar putih yang keluar dari senter yang dibawa lelaki si pemilik derap langkah berat tadi yang mulai mengarah ke yeoja itu. Lalu saat senter yang sudah dapat mengakap bayangan tubuh si yeoja kini mengenai tepat di wajahnya, yang membust is mengerjsp-erjsp silau. Lelaki itu semakin mendekat, dan mengarahkan sebuah kapak kearah yeoja iu. Tapi ia berhasil menghindar meski telah menorehkan luka robek kecil di lengan kirinya.
                Ia pun berlari lagi dalam gelap. Tapi keberuntungan segera menjemputnya, karena ia telah menubruk sesuatu yang rupanya adalah pintu keluar rumahnya. Segera ia membuka pintu itu dan berlari kea rah pekarangan yang ditumbuhi pohon-pohon pinus yang mengelilingi rumahnya. Meski langkahnya tersandung-sandung batuan yang licin tertutup lumut, namun di bawah benderangnya sinar bulan purnamaia tetap berlari. Menyelinap diantara pohon-pohon pinus yang seakan tak peduli dan enggan menolongnya.
                Sedang dibelakanggnya dengan jarak kira-kira 8 meter jauhnya, terlihat sosoklelakiyang menyorotkan senter membabi buta ke segala arah dan secara brutal ia mengejar si yeoja denagn gesit. Lelaki itu memakai masker dan kacamata di wajahnya serta topi hitam yang mnutupi seluruh rambutnya ditambah kerudung jaket yang disampirkan di kepalanya membuat siapapun tak mengenali wajahnya.
                Si yeoja tersandung lagI. Dan kini keberuntungan yang tadi menjeputnya telah pergi meninggalkannya ditengah jalan dan menyisakan kesialan yang rupanya ia sudah tertangkap oleh si manja yang dari tadi mengejarnya. Ramburnya dijambak denagn kasar, membuatnya yang tengkurap terjerembab menjadi berdiri secara terpaksa. Meski meraung kesakitan dan menanis denag keras namun si namja tak peduli dan membisikkan sesuatu di telinga yeoja itu.
“mati kau Jung Soo Jung!”

“Aaaa!!”
Tampak perempuan berseragam lengkap dengan name tage tertuliskan nama Jung Soo Jung terbangun daritidurnya sambil menjerit. Lalu ia mendapati dirinya masih berada di dalam kelas yang sudah kosong dan mendengar gemuruh suara dari luar kelas itu yang rupanya telah dikancing oleh teman-temannya yang ingin mengerjai yeoja yang sejak 1 jam yang lalu telah tertidur dalam kelas. Teman temannya berjejal ingin melihat sang putri tidur yang sudah terbangun dari tidurnya. Namun anehnya, ia terbangun dengan sebuah jeritan melengking.
Flashback 5 hari yang lalu
                Angin malam mulai berhembus pelan seiring dengan jam yang sudah menunjukkan angka 9. Sedangkan di jalan yang lebih tepat disebut dengan gang yang sepi meski tidak begitu gelap tengan berjalan seorang yeoja berseragam lengkap deangan tersaruk saruk.
‘Hah, takkusangka sampai semalam ini. padahal kan renanku sudah cukup bagus. Ditambah lagi kenapa sih Luhan Oppa tidak mau manjemputku, kalau terjadi sesuatu pada adikmu ini kau harus bertanggung jawab.’ Yeoja itu menggerutu dalam hati.
                Ia tetap berjalan dengan waswas. Dalam lirikannya ia melihat kekanan dan kekiri,karna fgirasatnya mulai memburuk. Sekilas ia mendengar suara mencurugakan yang tak wajar di sekeklilingnya yang membuat ia mempercepat langkah.Rumah-rumah tinggi tampak dari belakang dan menyisakan sedikit cahaya ke gang di baliknya. Perasaan yeoja itu semakin tidak enak. Sekarang ia tengah mencapai tikungan dan dari sana didengarnya seperti  suara jeritan perempuan yang tengah dibekap.
“diam kubilang! Kau mau mati hah?!” terdengar suara lain, suara namja setengah berbisik setengah membentak.
                Karena penasaran, si yeoja yang baru saja pulang dari sekolahnya mengintipdari balik tikungan. Namun yang disaksikannya itu benar-benar mengerikan; seorang namja dengan muka tertutupi kacamata, masker dan topi serta kerudung jaket menusukkan sebilah pisau ke yeoja yang mulutnya tengah ia bekap dengan tangannya sendiri. Seketika itu juga si yeoja yang mengintip menjerit, meski pelan dan buru-buru mengunci mulutnya. Tapi si namja pembunuh segera mengetahui atas keberadaan seseorang di sana.
“hei! Siapa itu?!” Tanya namja itu.
Segera yeoja berambut sepunggung itu berlari sekenanya dengan air mata tergenang di sudut matanya.
‘Tuhan.. tolong aku.. ku mohon..’  tangisnya dalam hati.
Setelah beberapa menit berlari tak tentu arah, suara lari si namja pembunuh mulai lenyap.
BRAK!! Ia menabrak seseorang
“Aaa!!! TOLONG!! Lepaskan aku,aku…”
“Soojung, aku Luhan. Kakakmu, kau ini kenapa?”
“Oppa…” ucapnya lemah seraya memluk kakak satu-satunya itu.
===
Esoknya…
“Yak, Kau! Maju ke depan!” teriak guru perempuan berumur setengah abad  yang gemuk, barambut keriting dengan kacamata tersampir di wajahnya yang bermake-up cukup tebal kepada seorang murid perempuan dengan rambur sepunggung yang duduk di meja paling belakang.
Dengan ragu murid yang dibentak itu maju kedepan kelas diiringi dengan tatapan prihatin teman-temannya.
“Siapa namamu?” Tanya si guru berbadan subur
“JungSooJung”
“Kau tahu apa kesalahanmu?”
“err…tidak.”
“Bodoh! Kau pikir kenapa aku harus bertanya perihal namamu kalau aku bisa tahu hanya lewat nematage yang seharusnya kau gunakan?!”
Segera soojung memeriksa nametagenya dan tidak mendapatinya di seragam yang dipakainya.
“Sudah terlambat nona Jung, sekarang, aku punya tugas special untukmu. Kau tahu lemari piala yang berderet di galeri sekolah bukan?”
“ne, arra.”
“Nah, tugasmu adalah menggosok piala-piala itu sampai bersih dan tak ada lagi sebutir debu pun menempel. Kerjakan sekarang!!”
Sambil mendongkol dalam hati Soojung berjlan di lorong sekolah menuju galeri tempat piala-piala itu berada. Namun tiba-tiba ia berhenti dan menyadari hal buruk telah terjadi
‘oh, tidak. Soojung babo, nametageku jatuh di gang itu..”

Flashback end.
Stasiun tampak ramai siang itu. Sedangkan langit mendung di luar sana menghembuskan angin yang menerbangkan potongn Koran di hadapan soojung yang tengah terduduk malas di kursi peron. Tertarik pada topic di potongan kertas yang menyerupai surat kabar itu, soojung memungutnya dan mencermati huruf demi huruf yang tertera disana.
‘mayat wanita de… ditemukannya sesosok mayat dengan luka tusuk diperutnya pada hari selasa pagi di tempat pembuangan sampah menggegerkan warga sekitar, pasalnya setelah dilakukan otopsi oleh ti forensic mayat wanita yang disuga bernama Shin Hyu Min itu telah membusuk… telah berumur satu hari…….pelakunya masih belum diketahui … manjadi buronan.’
Soojung menelan ludah
Ya Tuhan, itu pasti yeoja yang itu. Pelakunya masih buron? Dan aku malah memberinya identitas saksi yang mungkin akan melaporkannya pada polisi? Bodohnya aku..
===
“Soojung, ada surat untukmu.” Ujar Ibu soojung saat ia baru saja mengganti pakaian seragam yang tadi dikenakkannya.
Siapa yang mengirimiku surat? Kuno sekali dimasa  modern seperti ini masih pakai surat.
“Soojung..”
“Iya, eomma .. aku akan mengambilnya“
                Soojung meraih amplop kecil itu. Sejenak ia mengamatinya dan membukanya. Hanya secarik kertas. Ia baru saja akan membukanya, tapi tiba-tiba telepon bordering, dan diangkkatnya telon itu.
                “Yeoboseo…”
                “…..”
                “Yeoboseo???” soojung mulai menaikkan nadanya. Ia mulai khawatir apa ini.. terror?
                “….”
                BRAK! Soojung membanting telponnya dengan kesal. Dan kembali membaca akan surat yang akan dibacanya tadi…
                “Soojung, ibu pergi dulu ya, nenekmu bilang kepalanya sakit. Jadi ibu harus mengantarnya ke rumahsakit. Kau jaga rumah ya…”
                “Iyaa eomma..” hufft mengganggu saja.. eh , eomma pergi? Lalu aku sendirian di rumah?
                Kini ia benar-benar membaca surat tadi
                Nona Jung Soojung,
          Kau murid di Seoul High School kan?yang pada malam itu kau melihatku sedang melakukan perbuatan yang membuatku diburu polisi sekarang. Aku tahu itu kau. Naetag seragammu sekarang berada di tempatku.
          Nah, anak baik, kurasa kau bisa dengan pandai menjaga ucapanmu. Yah setidaknya itu yang bias membuatmu masih hidup sampai sekarang. Tapi aku mulai ragu. Sebelum kau ku buat hilang ingatan seluruhnya atau melenyapkanmu dari muka bumi…. Aku masih belum bisa menghirup nuansa ketenangan. Jadi kuharap kau bisa menjaga dirimu baik-baik. Dan persiapkan dirimu unuk sesuatu yang lebih menantang.

                Samar-samar ia merasa tangannya bergetar saat memegang kertas itu.
KRING-KRING-KRING..
                Telepon pun bordering lagi di tengah sunyinya senja kala itu. Dengan hati yang sudah sangat merasa terancam ia memberanikan diri mengangkat telepon itu meskipun tangannya kebas berkeringat, dengan hati-hati ia mendekatkannya ketelinga.
‘yeoboseyo..?’
‘Jung soo jung.. bersiaplah. Aku tahu kau disana. Hahaha’
KREK. Terdengar bunyi telepon ditutup dari sana. Sedangkan suara orang di telepon tadi tak lain adalah suara namja yang berat dan tidak begitu jelas oleh suara berisik yang datangnya entah ari mana. Itu semacam taktik untuk menyamarkan suara.
Belum sempak soojung meletakkan telepon itu kegagangnya, tapi sudut matanya sudah menangkap sesosok bayangan namja berkelebat di luar jendela rumah.
TOK!TOK!TOK! Pintu rumah yang ditutup diketuk dengan keras. Tidak! Ini buruk, pasti dia penjahat yang diburu itu.. aku haus sembunyi. Melawannya adalah hal mustahil. Dia pastinya adalah namja yang kuat.
                Soojung berlari menuju kamar ibunya. Rencananya ia akan sembunyi did dalam lemari di kamar ibunya itu. Tapi ia melupakan hala yang meskinya ia pikirkan dari tadi. Pintu rumah tidak terkunci!
CEKLEK! Pintu pu dibuka oleh seseorang. Soojung terpaku. Tolol! Tamu itu masu mendekati soojung yang masih diam membisu ramai dengan jiwanya sendiri. Dia itu Kai!!pekik soojung dalam hatinya.
“pintunya tidak dikunci. Jadi aku masuk. hehe” ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tanpa merasa bersalah, ia melangkah mendekati soojung yang tetap kelu.“sayang, kau kenapa?” ujarnya lagi.
“ehm.. tidak aku pikir kau penculik atau semacamnya.. hm, maaf.” Ia mulai bisa menggerakkan kakinya. Tenang, tidak masalah.. benaknya berteriak menenangkan.
“hei, kau sedang sendirian?” kai mulai menampakkan wajah yadongnya. Soojung tahu niat kekasihnya itu.
”tidak,jangan mendekat oke?” soojung mulai betingkah seolah ia berlari menjauh dari kai. Namun namja itu mulai mengejarnya dari belakang. Namun sejenak soojung melihat siluet namja di jendelanya. Lagi.
===
Setelah ini pelajaran Geografi. Soojung mengobrak abrik lokernya yang sudah tampak berantakan itu, mencari buku geografinya.
“kau tahu, pelajaran geografi tak jarang membuat kita tertidur..” gumam Sulli yang juga tengah mengahadap ke lokernya di samping soojung.
Soojung mulai menutup lokernya secara paksa agar isinya yang berserakan tidak segera jatuh ke lantai. Ia menatap teman yang berdiri di sebalahnya, “tenang. Aku tak akan tertidur lagi. Segalon kopi sudah kuminum pagi ini..” kemudian sudut kiri bibirnya terangkat. Membuat sulli terkekeh.
Seorang manja berjalan tergesa gesa dari arah lain. Menenteng sejumlah buku yang sepertinya sudah ia pelototi semalaman. Matanya yang kelihatan merah lelah menunjukkan bahwa konsentrasinya untuk berjalan memang sedikit terganggu. Saat langkah panjangnya mendekati soojung, tanpa sengaja ia menabraknya dengan keras hingga keduanya terjatuh. ‘yak!sehun!’ bentak soojung pelan. Namja bernama Sehun itu segera berdiri dan cepat-cepat menyambar jari-jari soojung bermaksud membantu gadis itu berdiri “maaf” ucapnya bersamaan.
Saat sehun menyentuhnya tadi, ia sama sekali tak peduli apakah namja itu mengucapkan permintaan maaf atau tidak. Yang membuatnya tersentak adalah desingan aneh yang menyengat saraf pendengarannya. Lalu, aliran perasaan asing merambati benaknya, melesak di otaknya secara paksa. Itulah yang membuatnya jadi pening. Kemudian seperti suatu jiwa lain menyusup ke benaknya dan berseru-seru hidup.
/SEGERA UJIAN KALKULUS/AKU SANGAT GUGUP/
Ia telah bisa berdiri, meskipun sedikit sempoyongan sontak ia menarik tangannya dari genggaman sehun, “apa??! Aku tidak mengambil kelas kalkulus!” ungkap soojung pada siapapun yang bisa mendengarnya sekarang. Mengundang beberapa mata untuk menatapnya, penasaran.
Sehun hanya sedikit mengernyit tak paham “maaf, aku harus segera. Aku ada ujian kalkulus. Permisi.” Ujarnya kemudian berlalu. Masih berjalan tergesa-gesa.
                Sulli melangkah mendekati sahabatnya yang terlihat sepeti lunglai itu. “soojung, kau baik baik saja?”
“ya. Aku.. eumm, sedikit pening tadi..well, sekarang sudah baikan.”
“dasar, kau ini. siapa suruh minum kopi segalon? Jadi begini kan..” omel sulli, ada sedikit nada candaan dalam suaranya. Yang membuat mereka kemudian tertawa. Seakan tak sadar akan bahaya yang akan dilihatnya di kemudian hari.
***
                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar