Tittle ; The
Sixth Sense
Author ; ima-cross
Main Cast ; D.O-exo, Krystal-fx , suho.
Support cast ; Kai,
Genre ; Suspense, fantasy,
Ratting ; pg 16
“Tolong!!” teriak seorang wanita
yang berlarian tak tentu arah di dalam rumahnya sendiri yang gelab gulita.
Sejenak ia berhenti dan meraba-raba didnding mencari saklar lampu. Begitu ia
mendapati apa yang dicari, dipencetinya saklar lampu itu berkali-kali. Namun
hasilnya nihil. Lampu tetap padam dan rumahnya masih gelap gulita.
Kemudian
terdengar derap langkah berat bergerak di belakangnya disertai nyala sinar
putih yang keluar dari senter yang dibawa lelaki si pemilik derap langkah berat
tadi yang mulai mengarah ke yeoja itu. Lalu saat senter yang sudah dapat
mengakap bayangan tubuh si yeoja kini mengenai tepat di wajahnya, yang membust
is mengerjsp-erjsp silau. Lelaki itu semakin mendekat, dan mengarahkan sebuah
kapak kearah yeoja iu. Tapi ia berhasil menghindar meski telah menorehkan luka
robek kecil di lengan kirinya.
Ia pun
berlari lagi dalam gelap. Tapi keberuntungan segera menjemputnya, karena ia
telah menubruk sesuatu yang rupanya adalah pintu keluar rumahnya. Segera ia
membuka pintu itu dan berlari kea rah pekarangan yang ditumbuhi pohon-pohon
pinus yang mengelilingi rumahnya. Meski langkahnya tersandung-sandung batuan
yang licin tertutup lumut, namun di bawah benderangnya sinar bulan purnamaia
tetap berlari. Menyelinap diantara pohon-pohon pinus yang seakan tak peduli dan
enggan menolongnya.
Sedang
dibelakanggnya dengan jarak kira-kira 8 meter jauhnya, terlihat sosoklelakiyang
menyorotkan senter membabi buta ke segala arah dan secara brutal ia mengejar si
yeoja denagn gesit. Lelaki itu memakai masker dan kacamata di wajahnya serta
topi hitam yang mnutupi seluruh rambutnya ditambah kerudung jaket yang
disampirkan di kepalanya membuat siapapun tak mengenali wajahnya.
Si
yeoja tersandung lagI. Dan kini keberuntungan yang tadi menjeputnya telah pergi
meninggalkannya ditengah jalan dan menyisakan kesialan yang rupanya ia sudah
tertangkap oleh si manja yang dari tadi mengejarnya. Ramburnya dijambak denagn
kasar, membuatnya yang tengkurap terjerembab menjadi berdiri secara terpaksa.
Meski meraung kesakitan dan menanis denag keras namun si namja tak peduli dan
membisikkan sesuatu di telinga yeoja itu.
“mati kau Jung Soo Jung!”
“Aaaa!!”
Tampak perempuan berseragam lengkap dengan name tage
tertuliskan nama Jung Soo Jung terbangun daritidurnya sambil menjerit. Lalu ia
mendapati dirinya masih berada di dalam kelas yang sudah kosong dan mendengar
gemuruh suara dari luar kelas itu yang rupanya telah dikancing oleh
teman-temannya yang ingin mengerjai yeoja yang sejak 1 jam yang lalu telah
tertidur dalam kelas. Teman temannya berjejal ingin melihat sang putri tidur
yang sudah terbangun dari tidurnya. Namun anehnya, ia terbangun dengan sebuah
jeritan melengking.
Flashback 5 hari yang
lalu
Angin malam mulai berhembus
pelan seiring dengan jam yang sudah menunjukkan angka 9. Sedangkan di jalan
yang lebih tepat disebut dengan gang yang sepi meski tidak begitu gelap tengan
berjalan seorang yeoja berseragam lengkap deangan tersaruk saruk.
‘Hah, takkusangka
sampai semalam ini. padahal kan renanku sudah cukup bagus. Ditambah lagi kenapa
sih Luhan Oppa tidak mau manjemputku, kalau terjadi sesuatu pada adikmu ini kau
harus bertanggung jawab.’ Yeoja itu menggerutu dalam hati.
Ia tetap berjalan dengan waswas.
Dalam lirikannya ia melihat kekanan dan kekiri,karna fgirasatnya mulai
memburuk. Sekilas ia mendengar suara mencurugakan yang tak wajar di
sekeklilingnya yang membuat ia mempercepat langkah.Rumah-rumah tinggi tampak
dari belakang dan menyisakan sedikit cahaya ke gang di baliknya. Perasaan yeoja
itu semakin tidak enak. Sekarang ia tengah mencapai tikungan dan dari sana
didengarnya seperti suara jeritan
perempuan yang tengah dibekap.
“diam kubilang! Kau mau mati hah?!” terdengar suara lain, suara namja
setengah berbisik setengah membentak.
Karena penasaran, si yeoja yang
baru saja pulang dari sekolahnya mengintipdari balik tikungan. Namun yang
disaksikannya itu benar-benar mengerikan; seorang namja dengan muka tertutupi
kacamata, masker dan topi serta kerudung jaket menusukkan sebilah pisau ke
yeoja yang mulutnya tengah ia bekap dengan tangannya sendiri. Seketika itu juga
si yeoja yang mengintip menjerit, meski pelan dan buru-buru mengunci mulutnya.
Tapi si namja pembunuh segera mengetahui atas keberadaan seseorang di sana.
“hei! Siapa itu?!” Tanya namja itu.
Segera yeoja berambut sepunggung itu berlari sekenanya dengan air mata
tergenang di sudut matanya.
‘Tuhan.. tolong aku.. ku mohon..’
tangisnya dalam hati.
Setelah beberapa menit berlari
tak tentu arah, suara lari si namja pembunuh mulai lenyap.
BRAK!! Ia menabrak seseorang
“Aaa!!! TOLONG!! Lepaskan aku,aku…”
“Soojung, aku Luhan. Kakakmu, kau ini
kenapa?”
“Oppa…” ucapnya lemah seraya memluk kakak
satu-satunya itu.
===
Esoknya…
“Yak, Kau! Maju ke depan!” teriak guru
perempuan berumur setengah abad yang
gemuk, barambut keriting dengan kacamata tersampir di wajahnya yang bermake-up
cukup tebal kepada seorang murid perempuan dengan rambur sepunggung yang duduk
di meja paling belakang.
Dengan ragu murid yang dibentak itu maju kedepan
kelas diiringi dengan tatapan prihatin teman-temannya.
“Siapa namamu?” Tanya si guru berbadan subur
“JungSooJung”
“Kau tahu apa kesalahanmu?”
“err…tidak.”
“Bodoh! Kau pikir kenapa aku harus bertanya
perihal namamu kalau aku bisa tahu hanya lewat nematage yang seharusnya kau
gunakan?!”
Segera soojung memeriksa nametagenya dan
tidak mendapatinya di seragam yang dipakainya.
“Sudah terlambat nona Jung, sekarang, aku
punya tugas special untukmu. Kau tahu lemari piala yang berderet di galeri
sekolah bukan?”
“ne, arra.”
“Nah, tugasmu adalah menggosok piala-piala
itu sampai bersih dan tak ada lagi sebutir debu pun menempel. Kerjakan
sekarang!!”
Sambil mendongkol dalam hati Soojung berjlan
di lorong sekolah menuju galeri tempat piala-piala itu berada. Namun tiba-tiba
ia berhenti dan menyadari hal buruk telah terjadi
‘oh, tidak. Soojung babo, nametageku jatuh
di gang itu..”
Flashback end.
Stasiun
tampak ramai siang itu. Sedangkan langit mendung di luar sana menghembuskan
angin yang menerbangkan potongn Koran di hadapan soojung yang tengah terduduk
malas di kursi peron. Tertarik pada topic di potongan kertas yang menyerupai
surat kabar itu, soojung memungutnya dan mencermati huruf demi huruf yang
tertera disana.
‘mayat wanita
de… ditemukannya sesosok mayat dengan luka tusuk diperutnya pada hari selasa
pagi di tempat pembuangan sampah menggegerkan warga sekitar, pasalnya setelah
dilakukan otopsi oleh ti forensic mayat wanita yang disuga bernama Shin Hyu Min
itu telah membusuk… telah berumur satu hari…….pelakunya masih belum diketahui …
manjadi buronan.’
Soojung
menelan ludah
Ya Tuhan, itu pasti yeoja yang itu.
Pelakunya masih buron? Dan aku malah memberinya identitas saksi yang mungkin
akan melaporkannya pada polisi? Bodohnya aku..
===
“Soojung, ada
surat untukmu.” Ujar Ibu soojung saat ia baru saja mengganti pakaian seragam
yang tadi dikenakkannya.
Siapa yang mengirimiku surat? Kuno sekali
dimasa modern seperti ini masih pakai
surat.
“Soojung..”
“Iya, eomma
.. aku akan mengambilnya“
Soojung meraih
amplop kecil itu. Sejenak ia mengamatinya dan membukanya. Hanya secarik kertas.
Ia baru saja akan membukanya, tapi tiba-tiba telepon bordering, dan
diangkkatnya telon itu.
“Yeoboseo…”
“…..”
“Yeoboseo???”
soojung mulai menaikkan nadanya. Ia mulai khawatir apa ini.. terror?
“….”
BRAK!
Soojung membanting telponnya dengan kesal. Dan kembali membaca akan surat yang
akan dibacanya tadi…
“Soojung,
ibu pergi dulu ya, nenekmu bilang kepalanya sakit. Jadi ibu harus mengantarnya
ke rumahsakit. Kau jaga rumah ya…”
“Iyaa
eomma..” hufft mengganggu saja.. eh ,
eomma pergi? Lalu aku sendirian di rumah?
Kini ia
benar-benar membaca surat tadi
Nona
Jung Soojung,
Kau murid di Seoul High School kan?yang
pada malam itu kau melihatku sedang melakukan perbuatan yang membuatku diburu
polisi sekarang. Aku tahu itu kau. Naetag seragammu sekarang berada di
tempatku.
Nah, anak baik, kurasa kau bisa dengan
pandai menjaga ucapanmu. Yah setidaknya itu yang bias membuatmu masih hidup
sampai sekarang. Tapi aku mulai ragu. Sebelum kau ku buat hilang ingatan
seluruhnya atau melenyapkanmu dari muka bumi…. Aku masih belum bisa menghirup
nuansa ketenangan. Jadi kuharap kau bisa menjaga dirimu baik-baik. Dan
persiapkan dirimu unuk sesuatu yang lebih menantang.
Samar-samar
ia merasa tangannya bergetar saat memegang kertas itu.
KRING-KRING-KRING..
Telepon
pun bordering lagi di tengah sunyinya senja kala itu. Dengan hati yang sudah
sangat merasa terancam ia memberanikan diri mengangkat telepon itu meskipun
tangannya kebas berkeringat, dengan hati-hati ia mendekatkannya ketelinga.
‘yeoboseyo..?’
‘Jung soo jung.. bersiaplah. Aku tahu kau disana. Hahaha’
KREK. Terdengar bunyi telepon ditutup dari sana. Sedangkan
suara orang di telepon tadi tak lain adalah suara namja yang berat dan tidak
begitu jelas oleh suara berisik yang datangnya entah ari mana. Itu semacam
taktik untuk menyamarkan suara.
Belum sempak soojung meletakkan telepon itu kegagangnya,
tapi sudut matanya sudah menangkap sesosok bayangan namja berkelebat di luar
jendela rumah.
TOK!TOK!TOK! Pintu rumah yang ditutup diketuk dengan keras. Tidak! Ini buruk, pasti dia penjahat yang
diburu itu.. aku haus sembunyi. Melawannya adalah hal mustahil. Dia pastinya
adalah namja yang kuat.
Soojung
berlari menuju kamar ibunya. Rencananya ia akan sembunyi did dalam lemari di
kamar ibunya itu. Tapi ia melupakan hala yang meskinya ia pikirkan dari tadi. Pintu rumah tidak terkunci!
CEKLEK! Pintu pu dibuka oleh seseorang. Soojung terpaku. Tolol! Tamu itu masu mendekati soojung
yang masih diam membisu ramai dengan jiwanya sendiri. Dia itu Kai!!pekik soojung dalam hatinya.
“pintunya tidak dikunci. Jadi aku masuk. hehe” ia menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal. Tanpa merasa bersalah, ia melangkah mendekati
soojung yang tetap kelu.“sayang, kau kenapa?” ujarnya lagi.
“ehm.. tidak aku pikir kau penculik atau semacamnya.. hm,
maaf.” Ia mulai bisa menggerakkan kakinya. Tenang,
tidak masalah.. benaknya berteriak menenangkan.
“hei, kau sedang sendirian?” kai mulai menampakkan wajah
yadongnya. Soojung tahu niat kekasihnya itu.
”tidak,jangan mendekat oke?” soojung mulai betingkah seolah
ia berlari menjauh dari kai. Namun namja itu mulai mengejarnya dari belakang.
Namun sejenak soojung melihat siluet namja di jendelanya. Lagi.
===
Setelah ini pelajaran Geografi.
Soojung mengobrak abrik lokernya yang sudah tampak berantakan itu, mencari
buku geografinya.
“kau tahu, pelajaran geografi tak jarang membuat kita
tertidur..” gumam Sulli yang juga tengah mengahadap ke lokernya di samping
soojung.
Soojung mulai menutup lokernya secara paksa agar isinya yang
berserakan tidak segera jatuh ke lantai. Ia menatap teman yang berdiri di
sebalahnya, “tenang. Aku tak akan tertidur lagi. Segalon kopi sudah kuminum
pagi ini..” kemudian sudut kiri bibirnya terangkat. Membuat sulli terkekeh.
Seorang manja berjalan tergesa gesa dari arah lain.
Menenteng sejumlah buku yang sepertinya sudah ia pelototi semalaman. Matanya
yang kelihatan merah lelah menunjukkan bahwa konsentrasinya untuk berjalan
memang sedikit terganggu. Saat langkah panjangnya mendekati soojung, tanpa
sengaja ia menabraknya dengan keras hingga keduanya terjatuh. ‘yak!sehun!’ bentak soojung pelan. Namja bernama
Sehun itu segera berdiri dan cepat-cepat menyambar jari-jari soojung bermaksud
membantu gadis itu berdiri “maaf” ucapnya bersamaan.
Saat sehun menyentuhnya tadi, ia sama sekali tak peduli
apakah namja itu mengucapkan permintaan maaf atau tidak. Yang membuatnya
tersentak adalah desingan aneh yang menyengat saraf pendengarannya. Lalu,
aliran perasaan asing merambati benaknya, melesak di otaknya secara paksa.
Itulah yang membuatnya jadi pening. Kemudian seperti suatu jiwa lain menyusup
ke benaknya dan berseru-seru hidup.
/SEGERA UJIAN
KALKULUS/AKU SANGAT GUGUP/
Ia telah bisa berdiri, meskipun sedikit sempoyongan sontak
ia menarik tangannya dari genggaman sehun, “apa??! Aku tidak mengambil kelas
kalkulus!” ungkap soojung pada siapapun yang bisa mendengarnya sekarang.
Mengundang beberapa mata untuk menatapnya, penasaran.
Sehun hanya sedikit mengernyit tak paham “maaf, aku harus
segera. Aku ada ujian kalkulus. Permisi.” Ujarnya kemudian berlalu. Masih
berjalan tergesa-gesa.
Sulli
melangkah mendekati sahabatnya yang terlihat sepeti lunglai itu. “soojung, kau
baik baik saja?”
“ya. Aku.. eumm, sedikit pening tadi..well, sekarang sudah
baikan.”
“dasar, kau ini. siapa suruh minum kopi segalon? Jadi begini
kan..” omel sulli, ada sedikit nada candaan dalam suaranya. Yang membuat mereka
kemudian tertawa. Seakan tak sadar akan bahaya yang akan dilihatnya di kemudian
hari.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar